Ketika aq berusia 6 tahun, aq sudah bisa membaca semua buku-buku yang dibagikan guruku dengan lancar saat kebanyakan teman-temanku masih berusaha untuk mengejanya. Mamaku membiasakanku untuk membaca majalah anak-anak yang dibelinya setiap minggu.
Ketika aq memasuki usia sekolah dasar, aq menghadiahkan mamaku banyak sekali piagam dari banyak perlombaan yang aku ikuti. Aq tidak menang dalam semua perlombaan, namun sangat menyenangkan ketika kita bisa berkompetisi dengan banyak orang, terlebih kalau menang.
Ketika aq masuk sekolah menengah pertama, aq mengukir suatu kesan khusus di hati orang tuaku ketika berhasil dalm ujian masuk kelas percepatan (akselerasi) dan menjalani semuanya dengan nilai yang baik.
Aq kira, semuanya itu adalah suatu berkat yang tak habis-habisnya diberikan Tuhan kepadaku, disinilah kerendahan hatiku diuji olehNYA. Dan aq yakin, aq gagal.
Ketika aq masuk sekolah menengah atas, semuanya diawali dengan baik sampai aq tahu bahwa jiwa remaja adalah jiwa yang sulit dikendalikan. Emosi dan egois bercampur dengan sempurna. Di Saat-saat penting ini, aq justru jatuh. Masuk dalam dunia yang tidak biasa aq temui. Aq terlalu santai dalam kompetisi yang sebenarnya, aq terlalu menikmati dunia remajaku. Aq salah. Aq lulus dipenuhi dengan rasa gagal.
Dan ketika aq masuk ke perguruan tinggi, aq masih terus menyadari bahwa jiwaku bukan disini (atau aku yang berlebihan?). “TERLAMBAT” bukan kata yang tepat untuk menyadari aq memilih jalan ini, karena aq menyadarinya sedari aq masuk disini. Being a programmer or IT analyst is’nt my passion. I realize it. Aq terlalu benci dengan hal yang dinamakan “kegagalan”. Aq benci ketika aq mendapat nilai 7 dan yang lain mendapat nilai 9. Tapi aq bukan orang yang obsesif. Justru aq benci dengan orang obsesif. Aq sedang mencoba untuk menjalani semua dengan tulus. Aq merasa seluruh isi otakku luntur ketika aq dihadapkan dengan suatu kegagalan. Aq benar-benar rindu kecerdasan yang dulu TUHAN hadiahkan. Aq benar-benar menyadari kalau aq membutuhkan bantuanNYA.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 their words:
Post a Comment
hello, any opinion? feel free to comment :)